Jayapura, NI/WAGADEI --- Rumah Sakit Umum Daerah [RSUD] Paniai menggelar pemeriksaan mata dan THT, operasi katarak dan pembagian kacamata gratis bagi masyarakat. Kegiatan itu berlangsung selama tiga hari, 5-7 November 2019.

Direktur RSUD Paniai, dr. Agus mengatakan digelarnya kegiatan itu dalam rangka menyongsong Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke 55 yang sedianya digelar tanggal 12 November 2019 dengan tema “Generasi Sehat Indonesia Unggul”.

“Sebanyak 50 penderita katarak yang berasal dari kalangan keluarga miskin (kurang mampu) itu dinyatakan layak dioperasi setelah melewati proses screening yang diikuti sekitar 300-an pendaftar dari berbagai desa di 24 distrik dalam Kabupaten Paniai dan sekitarnya seperti Deiyai dan Dogiyai,” ujarnya kepada wagadei via selularnya, Selasa, [5/11/2019].

Agus mengatakan, bakti sosial operasi katarak dan THT itu secara besar-besaran digelar di Paniai karena menurut data yang diperoleh pihaknya menyebutkan penderita katarak dan THT cukup marak di wilayah Meepago.

“Dan ini gratis. Kami laksanakan sebagai lanjutan kerja sama Dinas Kesehatan Paniai,” ujarnya.
Agus menjelaskan lagi berdasarkan hasil survei untuk biaya operasi katarak di Paniai mencapai Rp5 juta per pasien dan bila datang secara mandiri ke rumah sakit biayanya mencapai Rp10 juta per pasien.

“Namun, setelah RSUD Paniai berkomunikasi dengan Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami) Papua, biaya operasi penyakit katarak itu bisa ditekan lebih murah menjadi Rp2 juta-Rp2,5 juta per pasien serta menghemat biaya transport ke Jayapura,” ungkapnya.

Kordinataor tim kerja RSUD Paniai, Pebur Mote mengatakan, kegiatan itu dilaksanakan selama tiga hari, 5-7 November 2019 bertempat di RSUD Paniai bekerjasama dengan dr. Samuel Patiung, Sp.THT dan dr. Sri Wahyuti, Sp.M.

“Hari ini kami dapat pasien mata sebanyak 163. Lebih dari yang kami harapkan, mereka ini kkita punya masyarakat semuanya. Kemungkinan besok lebih banyak, karena kami sudah kasih tahu juga ke kampung-kampung,distrik dan juga ke Kabupaten Deiyai dan Dogiyai,” ujar Pebur Mote.

Pemeriksaan itu merupakan kegiatan rutin dalam sekali dalam satu tahun sejak 2007 berturut-turut hingga sekarang.

“Kecuali tahun 2018 karena situasi politk kami tidak laksanakan,” katanya.
“Untuk THT pasien banyak tapi dokter hanya satu orang, jadi kami daftar nama mulai sekarang. Tapi kalau untuk mata dokter dua orang,” ucapnya. [*]

Sumber: Wagadei.com